Bangkit Bersama Untuk Indonesia

BANGKIT BERSAMA UNTUK INDONESIA

 

Oleh: Satria Adam Wicaksono

 

 

 

     


Pak Paundra Sosok Peternak Budidaya Udang Vaname yang  merupakan salah satu andalan sektor perikanan Nasional untuk meningkatkan perekonomian serta menjadi salah satu prioritas pengembangan akuakultur di Indonesia. Pak  Paundra seorang anak pertama dari 3 bersaudara dengan latar belakang keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun semenjak Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pacitan saya senang menekuni bidang kelautan perikanan karena faktor tempat tinggal berada di wilayah pesisir ujung timur bagian selatan Pulau Jawa, dan kegiatan yang saya lakukan semenjak SMA senang berinteraksi dengan masyarakat lokal. Setelah lulus SMA pada tahun 2010 saya melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Brawijaya Malang dengan mengambil jurusan S1.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Setiap kali saya di tambak para pembudidaya udang vaname yang berada tidak jauh dari rumah, saya melihat hasil panen yang melimpah namu juga ada kalanya gagal panen, kemudian saya berinisiatif membantu, karena kerap kali membantu saat panen banyak faktor masalah yang di alami oleh nelayan pembudidaya udang vaname, disaat musim dimana gagal panen banyak pembudidaya udang vaname mengalami kebangkrutan dan tidak melanjutkan usaha tambak, ketika saya menanyakan kepada para nelayan pembudidaya udang vaname faktor terbesar yang menjadi masalah dan belum ada solusi adalah faktor penyakit yang sering kali dialami oleh udang vaname. Faktor perubahan iklim dan pemanasan global yang mempengaruhi kualitas air pada kolam budidaya serta penyakit seperti berak putih (WFD) yang dialami oleh udang vaname, saat ini penyakit yang di kenal dengan kotoran putih telah menyerang pada tambak intensif, sebagai dampaknya nafsu makan udang vaname menurun, kondisi udang kropos dan mati yang pada akhirnya menurunkan produktivitas udang vaname. Faktor air pada tambak udang vaname yang berubah warna menjadi gelap dengan dominasi plankton jenis BGA, air tambak mengandung jumlah bakteri vibrio sp dengan dominasi lebih dari 12% total bakteri. Melihat kondisi lapang maupun keprihatinan nelayan pembudidaya udang gagal panen dan disisi lain permintaan udang merupakan salah satu andalan sektor perikanan Nasional untuk meningkatkan perekonomian serta menjadi salah satu prioritas pengembangan akuakultur di Indonesia. Produksi udang Nasional dari subsektor perikanan budidaya meningkat pesat dalam 5 tahun terakhir dengan produksi 638.955 ton (2013) menjadi 920.051 ton (2017) dengan rata-rata kenaikan pertahun sebesar 10,38 %. Nilai produksinya pada tahun 2013 sebesar 26,802 Trilyun, meningkat menjadi 50,473 Trilyun pada tahun 2017 dengan kenaikan rata-rata pertahun sebesar 17,25 %. Pada tahun 2018 tercatat volume ekspor udang sebesar 197,43 ribu ton dengan nilai USD 1.742,12 juta. 

 


Keunggulan program:

1. Teknologi budidaya Udang Vaname kolam bundar ramah lingkungan  dengan sistem kontrol biologis pada pencernaan udang vaname menggunakan serbuk formulator sendiri (asam empedu dan mineral calcium) untuk memperkuat sistem pencernaan udang atau hepatopankreas udang.

2. Sistem kontrol budidaya udang vaname pada kolam budidaya dengan manajemen kualitas air tambak, secara kontrol mekanis sehingga kualitas air tetap terjaga (Salinitas, DO, Suhu, PH) dan limbah yang berasal dari kotoran diolah lagi sebagai media bagi udang dengan memperkuat sistem pencernaan pada udang.

3. Smart Farming merupakan sistem pengontrolan dan pencatatan budidaya berbasis teknologi secara real time setiap pengambilan keputusan didasarkan pada teknis yang terukur.

4. Manejemen kualitas air (PH, Salinitas, DO, Suhu) meningkatkan efisiensi

pemberian pakan sehingga menurunkan cost produksi dan mengolah limbah

sebagai media budidaya udang.

5. Meningkatkan hasil panen kelulusan hidup 90%

6. Memberikan pelatihan dan peningkatan softskill kelompok pembudidaya

dengan cara budidaya udang ramah lingkungan berbasis teknologi.

7. Memberikan dampak secara ekologi, sosial, dan ekonomi masyarakat lokal




 

     Program yang telah diimplementasikan dari hasil riset selama 3 tahun yaitu teknologi inovasi cara budidaya udang vaname kolam bundar ramah lingkungan berbasis penerapan teknologi (formulator racikan serbuk asam empedu, serbuk mineral calcium dan teknologi monitoring kualitas udang vaname 4 in 1) memiliki tujuan untuk menjawab permasalah sosial dan ekonomi para nelayan pembudidaya udang vaname yang mengalami kegagalan saat panen yang disebabkan oleh penyakit, melalui penerapan budidaya udang vaname yang baik dengan sistem ramah lingkungan penerapan serbuk probiotik yang sudah di formulator bertujuan untuk memperkuat pencernaan pada udang tahan dari penyakit (mengobati hepatoprankreas udang), sistem extreme density unit merupakan padat tebar benih yang tinggi sangat mungkin untuk di terapkan di Indonesia, program ini merupakan inovasi untuk menjawab dari permasalahan sistem budidaya yang dialami oleh nelayan pembudidaya udang vaname saat gagal penen yang disebabkan oleh faktor penyakit dan bersumber pada manajemen kualitas air pada kolam budidaya yang kurang baik, sehingga penerapan inovasi teknologi formulator serbuk asam empedu dan serbuk mineral calcium serta manajemen kontrol monitoring kualitas air pada kolam budidaya udang vaname dengan produk 4 in 1 memonitoring (Salinitas, DO, PH dan Suhu) berbasis Internet of Things (IoT) melalui smartphone secara real time tujuanya untuk pengambilan keputusan pembudidaya yang didasarkan pada teknis terukur dan penerapan formula serbuk probiotik tahan penyakit untuk memperkuat pencernaan udang pada hepatoprankreas. Program yang dapat meningkatkan keuntungan pembudidaya udang vaname secara ekologi, berdampak ekonomi, sosial masyarakat dan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan. Dalam merealisasikan inovasi ini maka perlu adanya dukungan dari beberapa pihak stakeholder terkait (Masyarakat/Pelaku Pembudidaya Udang Vaname, Swasta, Akademisi, Pemerintah) agar inovasi produk cara budidaya udang vaname bisa diimplementasikan skala Nasional.

 

     


Target jangka pendek dalam pengembangan teknologi budidaya udang vaname ramah lingkungan tahan penyakit dengan memaksimalkan produksi dan pasar ke wilayah Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Malang, Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Banyuwangi bersama kelompok nelayan pembudidaya udang vaname sampai keadaan sudah bisa di tinggalkan dan menjalankan sistem sesuai SOP cara budidaya udang vaname yang baik (CBIB) dengan memanfaatkan teknologi berbasis IoT bisa direncanakan sesuai target. Project pilot jangka panjang akan merealisasikan teknologi budiaya udang vaname ramah lingkungan pada wilayah pesisir yang berpotensi sesuai dengan kondisi perairan laut cocok untuk spesies udang vaname, baik kondisi parameter DO, PH, Salinitas, Suhu, selain itu menjalin kerjasama antar stakeholder terkait seperti pihak Swasta, Pemerintah, Akademisi dan Kelompok Pembudidaya. Teknologi ini belum pernah mendapatkan penghargaan dan di ikutkan event dalam Satu Indonesia Awards. Keberlanjutan program pengembangan teknologi dengan adanya kelompok pembudidaya POKDAKAN atau nelayan pembudidaya sebagai lembaga di bawah Kementerian Kelautan Perikanan dan Dinas Kelautan Perikanan Provinsi maupun Daerah yang terus fokus dan memproduksi udang dengan target 2 juta ton pada tahun 2024, kami sebagai tim pengembangan project teknologi ini terus malakukan inovasi dan terobosan baru dalam menjawab masalah serta tantangan global, berfikir keberlanjutan yang berdampak sosial, ekonomi, dan lingkungan sesuai capaian Sustainable Development Goal (SDGS).

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

SMP UNGGULAN BERBASIS PESANTREN AMANATUL UMMAH

Pengaruh Blog dalam Berkarya Sastra

Bali land